Teknologi Informasi (TI) berbahasa Indonesia sempat di sentil oleh Gus Dur. Pernyataan Gus Dur sudah basi bagi kami yang memakai sistem operasi Linux. Tanpa di minta beberapa aktifis Linux berjibaku mengembangkan TI berbahasa Indonesia. Mereka terutama di motori I Made Wiryana dan kakaknya Wayan dari Trustix http://www.trustix.co.id. Trustix Merdeka (http://merdeka.trustix.co.id) adalah Linux karya Trustix untuk bangsa Indonesia & berbahasa Indonesia pula. CD Trustix Merdeka dibahas & disebarkan gratis di majalah InfoLinux (http://www.infolinux.co.id) edisi Februari 2001.
Selain Made & Wayan, banyak aktifis Linux Indonesia yang berkiprah untuk negeri ini,
misalnya aktifis yang tergabung di Linux Documentation Project LDP menterjemahkan berbagai naskah & dokumentasi seperti HOWTO kedalam bahasa Indonesia. Aktifitas Kelompok Pengguna Linux Indonesia (KPLI) bisa dibaca di http://www.linux.or.id. Team Pandu http://pandu.dhs.org dengan gigih mensosialisasikan Linux berbentuk naskah, tulisan & buku berbahasa Indonesia & di sebarkan cuma-cuma. Sebagian besar istilah TI sudah di Indonesia-kan sejak tiga (3) tahun lalu oleh Pusat Bahasa yang berlokasi di sekitar Rawamangun, Jakarta.
Linux menarik bagi WARNET, karena memungkinkan penggunaan komputer tua 286, 386 & 486 sebagai terminal murah tanpa disket & harddisk untuk akses Internet seperti dilakukan Umar@pointer.web.id di Warnet Pointer di Medan. Linux memungkinkan server, peralatan komunikasi tanpa kabel dibuat sendiri di Indonesia seperti dilakukan oleh teman-teman WARNET di Makasar, Medan, Bandung, Malang, Yogya dll.
Linux fenomena luar biasa, seperti desa mengepung kota – kaum lemah, bersatu saling tolong mengembangkan perangkat lunak Linux, semua program (source code) dibuka & di sebarkan secara gratis melepaskan hak ciptanya untuk kepentingan publik sehingga semua orang bisa belajar karena tidak di tutupi, sebuah pengorbanan yang luar biasa. Linux legal digunakan secara gratis, tidak membajak software - predikat memalukan yang melekat di bangsa Indonesia sebagai 10 negara pembajak software terbesar di dunia – tidak perlu di sandang oleh bangsa ini jika Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) di tegakan secara benar oleh aparat, sweeping & bersihkan pembajak software Microsoft. Bagi yang tak mampu membeli Microsoft, Linux yang gratis tidak membajak menjadi alternatif pilihan yang legal, di sertai program terbuka dan berbahasa Indonesia pula.
Selain Made & Wayan, banyak aktifis Linux Indonesia yang berkiprah untuk negeri ini,
misalnya aktifis yang tergabung di Linux Documentation Project LDP menterjemahkan berbagai naskah & dokumentasi seperti HOWTO kedalam bahasa Indonesia. Aktifitas Kelompok Pengguna Linux Indonesia (KPLI) bisa dibaca di http://www.linux.or.id. Team Pandu http://pandu.dhs.org dengan gigih mensosialisasikan Linux berbentuk naskah, tulisan & buku berbahasa Indonesia & di sebarkan cuma-cuma. Sebagian besar istilah TI sudah di Indonesia-kan sejak tiga (3) tahun lalu oleh Pusat Bahasa yang berlokasi di sekitar Rawamangun, Jakarta.
Linux menarik bagi WARNET, karena memungkinkan penggunaan komputer tua 286, 386 & 486 sebagai terminal murah tanpa disket & harddisk untuk akses Internet seperti dilakukan Umar@pointer.web.id di Warnet Pointer di Medan. Linux memungkinkan server, peralatan komunikasi tanpa kabel dibuat sendiri di Indonesia seperti dilakukan oleh teman-teman WARNET di Makasar, Medan, Bandung, Malang, Yogya dll.
Linux fenomena luar biasa, seperti desa mengepung kota – kaum lemah, bersatu saling tolong mengembangkan perangkat lunak Linux, semua program (source code) dibuka & di sebarkan secara gratis melepaskan hak ciptanya untuk kepentingan publik sehingga semua orang bisa belajar karena tidak di tutupi, sebuah pengorbanan yang luar biasa. Linux legal digunakan secara gratis, tidak membajak software - predikat memalukan yang melekat di bangsa Indonesia sebagai 10 negara pembajak software terbesar di dunia – tidak perlu di sandang oleh bangsa ini jika Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) di tegakan secara benar oleh aparat, sweeping & bersihkan pembajak software Microsoft. Bagi yang tak mampu membeli Microsoft, Linux yang gratis tidak membajak menjadi alternatif pilihan yang legal, di sertai program terbuka dan berbahasa Indonesia pula.
0 komentar:
Posting Komentar